ANATOMI MARMUT
(Cavia porcellus)
Oleh :
Nama : Cyninta Kirana
NIM : B1J011025
Rombongan : IV
Kelompok : 3
Asisten : Sumartika Yimastria
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mamalia merupakan kelompok yang mempunyai derajat
paling tinggi dalam dunia hewan. Semua tubuhnya tertutup kulit yang berambut
dan berdarah panas. Sebutan mamalia berdasarkan dengan adanya kelenjar mamae
pada hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda.
Klasifikasi marmut (Cavia porcellus) menurut (Radiopoetro, 1986), adalah sebagai berikut:
Phylum :
Chordata
Subphylum :
Vertebrata
Classis :
Mamalia
Ordo :
Rodentia
Famili :
Cavidae
Genus :
Cavia
Species :
Cavia porcellus
Cavia porcellus adalah hewan pengerat,
sehingga mempunyai gigi pemotong seperti pahat yang berfungsi untuk memotong
dan mengerat. Bibir bagian atas dan sekitar mata terdapat vibrisae atau rambut
peraba. Pemeliharaan anak pada hewan menyusui dilakukan oleh hewan betina
dengan cara menyusuinya dan setelah dewasa dilepaskan untuk mencari makan
sendiri. Semua hewan menyusui bersifat vivipar atau beranak kecuali pada bebek
yang terdapat di Amerika.
Marmut
adalah salah satu hewan dari khas mamalia yang hidup didarat. Marmut memakan
rumput dan tumbuh-tumbuhan sebagai makanan utamanya. Marmut memiliki keunikan, yaitu
cara ia memikat lawan jenisnya, dengan mengeluarkan bau yang khas yang keluar
dari kelenjar bau. Kelenjar ini terdapat pada lekukan yang letaknya posterior dari penis atau vulva
yang sering disebut hedorik, berfungsi sebagai pengenal spesies.
Pengamatan
terhadap morfologi dan anatomi mamalia dalam praktikum adalah marmut.
Pertimbangan ini dipilih untuk dapat mewakili class mamalia antara lain, marmut
mudah didapatkan, ukuran cukup besar dan tubuhnya mudah dipelajari, serta organ-organ lengkap untuk mewakili
class mamalia.
B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum Struktur dan Perkembangan
Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat dan mengamati anatomi marmut (Cavia porcellus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan
adalah bak peparat, pinset, gunting bedah dan jarum penusuk dan tissue.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah marmut (Cavia
porcellus), air kran, kloroform.
B. Metode
Cara
kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Marmut
dilumpuhkan dengan dibius kloroform.
2.
Rambut-rambut
bagian ventral dibasahi sebelum di bedah.
3.
Pembedahan
dimulai pada daerah kulit bagian posterior menuju anterior digunting mengikuti
garis medio-ventral tubuh.
4.
Kulit
dibuka, otot bagian abdomen dan torax akan terlihat.
5.
Bagian
otot abdomen dibuka agar organ-organ didalamnya terlihat.
6.
Organ-organ
sistem pencernaan dan urogenital dilihat dengan cara alat pencernaan diurai.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar 1. Morfologi Caput Marmut
(Cavia porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
Palpebra
superior
2.
Organon
visus
3.
Palpebra
inferior
4.
Pina
auricula
5.
Nares
eksterna
8.
Vibrisae
9.
Labium
superior
10. Incisivi
11. Labium inferior
6. Cervix
7. Rima oris
Gambar 2. Morfologi Truncus Ventral
Marmut Jantan (Cavia porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
Pappila
mammae
2.
Glans
penis
3.
Penis
4.
Lekuk
pirenium
5.
Extrimitas
posterior
Gambar 3. Morfologi Truncus Ventral
Marmut Betina (Cavia porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
Pappila
mammae
2.
Clitoris
3.
Vulva
4.
Lekuk
pirenium
5.
Extrimitas
posterior
Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Marmut (Cavia porcellus)
Keterangan Gambar :
1. Oesophagus 25. Cloaca
2. Gastrum
3. Pars
cardia
4. Fundus
5. Pars
pylorica
6. Pylorus
7. Pancreas
8. Hepar
9. Ductus
hepaticus
10. Vesica
felea
11. Ductus
cysticus
12. Ductus
pancreaticus
13. Duodenum
14. Jejunum
15. Illeum
16. Haustrae
17. Incisura
18. Caecum
19. Taenia
20. Colon
ascenden
21. Colon
descenden
22. Colon
transversum
23. Colon
sigmoideum
24. Rectum
Gambar 5. Anatomi
Sistem Urogenitalia Marmut Jantan (Cavia
porcellus ♂)
Keterangan Gambar :
1. Kelenjar
adrenal
2. Ren
3. Ureter
4. Vesicula
seminalis
5. Kelenjar
prostat
6.
Vesica urinaria
7. Corpus
adiposum
8.
Vas defferens
9. Urethra
10. Penis
11. Testis
Gambar 6. Anatomi
Sistem Urogenitalia Marmut Betina (Cavia
porcellus ♀)
Keterangan
Gambar :
1. Kealenjar adrenal
2. Ren
3. Ureter
4. Osteum tuba
5. Tuba falopii
6. Uterus
7. Vesica urinaria
8. Vulva
9.
Vagina
10. Clitoris
B. Pembahasan
Mamalia merupakan kelompok tertinggi dalam
dunia hewan, termasuk dalam kelompok ini adalah tikus, kera, marmut, manusia,
kucing dan lain-lainnya. Mamalia hidup diberbagai habitat dari kutub sampai
daerah ekuator. Terdiri dari hewan buas dan hewan jinak. Makannya juga
bermacam-macam ada yang makan daging, biji-bijian, buah-buahan, tumbuh-tumbuhan
(Jasin, 1986).
Marmut
termasuk dalam class eutheria
meliputi hewan-hewan yang dinamakan hewan berplasenta. Eutheria pembuluh
darahnya terdapat pada selaput alantois dan ada juga yang tidak mempunyai.
Marmut termasuk dalam ordo rodentia yang mana merupakan class mamalia yang
paling banyak jumlahnya (Hildebrand, 1974).
Tubuh mamalia berbentuk bilateral simetri
dengan tulang berbeda. Rahangnya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya tiap
individu berbeda. Kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat dan menggali tanah,
serta berenang. Marmut mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruang dengan
sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya terdapat pada sebelah kiri saja.
Ukuran paru-paru sedikit besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga
dada (Djuhanda, 1982).
Sistem
respirasi pada marmut (Cavia porcellus)
terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis,
glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung
tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori.
Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Pada laring
terdapat tali suara, musculus diagfragma maticus memisahkan pulmo dengan
jantung dan rongga abdominalis (Storer, 1957). Laring merupakan suatau struktur
yang kontinu dengan urutan cincin-cincin trachea. Fungsi pokok dari laring
adalah untuk mencegah masuknya cairan atau benda ke dalam trachea. Sedangkan
fungsi tambahannya adalah mempunyai peranan dalam menghasilkan gelombang suara
atau bunyi (Smith, 1963).
Mulut pada marmut merupakan bagian paling
depan dari saluran pencernaan. Oesophagus terletak dibagian dorsal dari
trachea, melewati rongga dada, kemudian menembus diafragma menuju lambung.
Lambung terletak dibelakang diafragma disebelah kiri dari rongga abdomen.
Permukaan yang cembung dan lebar disebut curvatura mayor sedang yang cekung
sempit disebut curvatura minor. Lambung dipegang oleh selaput mesentrium yang
disebut omantum. Pacreas dan limpa melekat pada selaput ini. Usus terletak
sesudah lambung, dapat dibedakan atas usus halus dan usus besar. Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, illeum yang batas-batasnya
tidak dapat dibedakan. Lambung dengan duodenum dihubungkan dengan lubang yang
disebut pylorus. Kelenjar pencernaan pancreas bermuara pada duodenum. Usus
kasar terdiri dari caenum, colon, dan rectum serta berakhir pada anus
(Djuhanda, 1982).
Tubuh
Cavia porcellus diselimuti oleh
rambut-rambut. Kulitnya mengandung bermacam-macam kelenjar, didalam alveolus
yang bentuk dan besarnya berbeda-beda. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat,
menggali tanah. Jari kaki mempunyai cakar, kuku dan telapak. Jantung terbagi
menjadi empat ruang dengan sekat-sekat yang sempurna. Lengkung aorta hanya satu
yaitu sebelah kiri. Paru-paru besar dan terdapat pada rongga dada. Sekat rongga
tubuh yang disebut diafragma terletak antara rongga dada dan rongga perut
(Djuhanda, 1982). Hidupnya membentuk
kelompok kecil tetapi ada juga yang membentuk kelompok besar. Badan marmut
gemuk, pendek mudah menyimpan panas dengan baik, tetapi pelepasannya kurang baik
sehingga marmut dapat bertahan baik dalam suhu rendah (Hildreband, 1974).
Sistem urogenitalia pada marmut meliputi sistem
ekskresi atau urinaria dan sistem genitalia. Sistem ekskresi pada marmot pada
marmut terdiri atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Sedangkan
sistem genitalia Cavia porcellus jantan meliputi sepasang testis, ductus
deferens, epididimis yang tersusun atas caput, corpus, caudal, glandula
accecoris dari sistem genitalia jantan terdiri glandula vesiculosa, glandula
prostata, dan glandula bulbo uretra (Djuhanda, 1982).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Tubuh
marmut terbagi menjadi caput, cervix (leher), truncus, extrimitas, dan cauda.
2.
Sistem respirasi pada marmut (Cavia porcellus) terdiri dari cor,
pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis, glandula
submandibularis, glandula parotis.
3.
Sistem pencernaan marmut (Cavia porcellus) terdiri dari esophagus, ventriculus, duodenum,
intestinum tenue, coecum, taenia, haustra, incisura, intestinum crassum,
rectum, dan anus. Glandula Digestoria yang terdiri dari hepar, vesica felea,
pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan ductus cysticus.
4.
Tubuh Cavia
porcellus diselimuti oleh rambut-rambut dan memiliki puting susu. Kaki
beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah.
5.
Sistem urogenitalia pada marmot meliputi sistem
ekskresi atau urinaria dan sistem genitalia.
DAFTAR REFERENSI
Djuhanda, T. 1982. Penghantar Anatomi
Perbandingan Vertebrata. Armico, Bandung.
Hildebrand, M.
1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Jasin, M. 1986. Sistematika Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Radiopoetro. 1977.
Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Smith, E.F. 1963. General Zooogy. WB
Saunders Company, London.
Storer, T.I., Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw Hill, New York.