Jumat, 16 Maret 2012

Dakwah itu Sulit

Hari ini aku belajar banyak dari kalian.
ya, aku masih belum apa2 dibanding kalian.
sungguh, jika ada manusia yang berat timbangan amalnya hari ini sampai hari esok, adalah kalian yang berjihad dengan sebenar-benar jihad di jalan ini.
jika kemarin aku merasa beban dianggap manusia yang “berkepentingan”, maka hari ini aku tahu, itu hanya bentuk perang sederhana.
jika kemarin aku merasa beban terfitnah orang, maka hari ini aku tahu, itu hanyalah permainan belaka. jika kemarin aku merasa beban dianggap golongan fanatik, hari ini aku tahu, itu hanyalah masalah sangat biasa.
jika kemarin, dan hari ini aku dianggap berusaha membaiat orang ke dalam satu jama’ah sesat, maka aku tahu, ah, itu hanyalah asumsi mereka belaka, itu biasaaaaaaaaa.
ya, aku hanyalah mengalami perang-perang kecil itu, bukan perang dingin yang justru sebenarnya membara.
dan kulihat kau, kalian hari ini, masih tersenyum jumawa dengan bekas goresan pedang di dada hari ini aku melihat kalian masih tersenyum meski luka menganga dimana-mana.
ah, andai aku yang merasa..
pasti sudah kutinggalkan jalan ini.
pasti sudah kubiarkan yang lain mengambil posisi syahid disini.
aku hari ini belajar dari kalian, betapa nyamannya kalian dalam posisi di pangkuan Tuhan.
tinggal menunggu malaikat penjemput dengan kereta kencana bertabur intan.
sedang aku disini, congkak menanti sambil berkipas angin. ah, sederhananya hidupku.
betapa mudah jalan yang kutempuh, namun masih saja aku mengeluh.
masih saja aku mangkir dari tugasku.
masih saja aku menangis dengan amanah yang telah menungguku.
masih saja aku mengeluh tak ada yang mau datang ke acara taklimku.
masih dan masih dan masih dan masih, aku masih saja tak tau diri.
sedang kalian hari ini dengan wajah sumringah menyapa dan merangkulku.
hm… terimakasih hujan, kau telah mengajariku, terkadang jadilah seperti dirimu, hujan, kau rela jatuh namun kau berkorban untuk yang lain.
terkadang aku harus belajar menjadi sepertimu, hujan, kaulah yang nantinya melahirkan indahnya sinar pelangi. terkadang aku harus belajar menjadi sepertimu, hujan, kaulah air suci yang mensucikan. terimakasih untuk hari ini, terimakasih atas keluhan tamparan dan senyuman yang membuat hatiku melembut lagi.
terserahlah orang mau berkata apa, terserahlah orang mau berpikiran seperti apa, yang kutahu dan kucoba pahami semua ini adalah bentuk ikhtiarku menjadikan dakwah ini tak berhenti bergema di kampusku tercinta. silahkan hujat aku, silahkan berpikir buruk tentang aku, silahkan kritik aku, ya, sekali lagi,aku hanya sedang berikhtiar.
“SAYA MEMILIH ORANG MENDUGA SAYA BERNIAT BURUK, saat saya melakukan kebaikan; drpd org mengira saya org baik, saat saya berlaku tdk amanah” MARIO TEGUH kini kusadari, pengorbananku belum seberapa. disebut pengorbanan saja aku masih meragukannya…
allohumma inna na’udzubika min an nusyrika bikasyaian na’lamuhu wanastaghfiruka limalana’lamuh :’)

@copas dari tumblr seorang ikhwah… semoga dapt memotivasi antum/na.. keep hamasah!!! :)

Kamis, 01 Maret 2012

5 sebab melemahnya iman aktivis dakwah

Kelemahan yang lemah dan melemahkan adalah lemah iman. Urgensinya sangat penting bila ini terjadi pada seorang aktivis dakwah. Dibawah ini adalah sebab muasabab mengapa lemah iman itu bisa terjadi

1.    Tenggelam dalam kesibukan duniawi
“kami telah disibukan oleh harta dan keluarga kami, maka ampunilah kami Ya Rabb”

2.    Lalai terhadap faktor penguat iman
Sebahagian sahabat berkata; “ iman itu bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan zikir kepada-Nya. Ia berkurang dengan kemaksiatan dan lupa kepad-Nya”

3.    Menumpuknya aktifitas dan beban yang membuat ruh dan jiwa kehilangan haknya

4.    Mengejar target dakwah, melupakan penguat iman

5.    Aktifitas dan peran yang tidak seibang
Aktifitas yang seimbang, pemenuhan semua peran dengan seimbang lebih menjamin seorang aktivis dakwah untuk tidak hanya imannya yang tidak terganggung namun juga membuatnya lebih ideal

“TENANGALAH, TEGUHLAH DAN OPTIMISLAH KARENA DIPENGHUJUNG SETIAP MALAM ADA PAGI YANG CERAH, DIBALIK BATU YANG BESAR ADA MATA AIR YANG SEJUK, SETELAH PERJALANAN JAUH ADA SUNGAI YANG MENGALIR DAN SETELAH PERJUANGAN PANJANG ADA BUAH RANUM YANG SIAP DIPETIK”