PENGGUNAAN
LALAT Drosophila
SEBAGAI
ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
Oleh:
Nama : Cyninta Kirana
NIM : B1J011025
Kelompok : 3
Rombongan : IV
Asisten : Gisti Rahmawati
LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
I.
TUJUAN
1.
Membuat subkultur Drosophila
2.
Melakukan pengamatan morfologi Drosophila
3.
Melakukan pengamatan daur hidup Drosophila
4.
Mengisolasi betina virgin
II.
CARA KERJA
1.
Pembuatan Subkultur Drosophila
Lakukan pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur
lama ke botol kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakkan botol
kultur baru di atas botol kultur lama dengan posisi terbalik. Gelapkan botol
kultur lama menggunakan tangan atau kertas sehingga lalat akan bergerak naik ke
botol kultur baru.
2.
Pengamatan Morfologi
1.
Hentakkan botol kultur pada
bantalan karet atau telapak tangan beberapa kali hingga lalat berjatuhan di
dekat dasar botol.
2.
Bukalah sumbat botol secepatnya, lalu
tempatkan botol esterisasi pada mulut botol kultur.
3.
Balikkan kedudukan botol tersebut
(botol esterisasi di bawah botol kultur). Akan tetapi, bila botol kultur
berair, biarkan botol tersebut pada kedudukan semula.
4.
Kedua botol dipegang erat-erat dan
ketuk-ketuklah kultur hingga lalat pindah ke botol eterisasi
5.
Segera setelah lalat pindah ke botol
eterisasi, tutuplah botol ini dengan sumbat yang dibubuhi sedikit eter.
6.
Bila lalat terlihat sudah tidak
bergerak lagi, tunggulah 30 detik, lalu keluarkanlah isi botol ke cawan petri,
untuk dilakukan pengamatan morfologinya.
7.
Untuk memasukkan kembali lalat
yang telah diamati, dapat digunakan kerucut kertas sebagai sendok.
3.
Pengamatan Daur Hidup
Catatlah setiap tahap perkembangan lalat Drosophila mulai
dari telur hingga menjadi lalat dewasa yang menghasilkan telur lagi.
4.
Isolasi Betina Virgin
1.
Keluarkan semua lalat dewasa
(imago) dari botol kultur yang sudah banyak mengandung pupa, jangan sampai ada
yang tertinggal satu pun.
2.
Pindahkan pupa ke dalam sedotan
plastik transparan menggunakan pinset secara hati-hati, lalu tutuplah kedua
ujung sedotan dengan busa.
3.
Setelah 4 hingga 5 hari amati
lalat yang keluar dari pupa. Lalat betina yang diperoleh adalah virgin.
III.
EVALUASI HASIL KERJA
1.
|
|
|||||||
|
|
2.
Tabel Hasil Pengamatan Daur Hidup Drosophila sp.
Pupa
|
Perkembangan
yang terjadi
|
I
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
II
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
III
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
IV
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
V
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
VI
|
Pupa tidak mengalami perkembangan
|
Pengamatan morfologi terhadap lalat Drosophila
sp. dilakukan dengan membius lalat
dengan eter kemudian diamati dengan mikroskop. Berdasarkan pengamatan,
diperoleh Drosophila jantan dan
betina. Perbedaan jenis kelamin ini secara morfologi terlihat dari bentuk
abdomen, lalat jantan memiliki ujung posterior yang tunpul dan berwarna lebih
gelap sedangkan lalat betina memiliki ujung posterior yang lancip. Ciri lainnya
dapat dilihat dari bentuk dan ukuran
tubuh dimana ukuran tubuh lalat jantan
lebih kecil dan lebih kompak dari lalat betina. Selain itu, lalat jantan
memiliki sisir kelamin (sex comb). Spesies-spesies
Drosophila sp. khususnya D. melanogaster,
mempunyai banyak sekali tipe mutan yang sangat memungkinkan dilakukannya
berbagai percobaan mengenai pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu
mudah diperoleh dengan cara memasang jebakan makanan berupa buah yang
dimasukkan ke dalam botol.
Pengamatan terhadap mata, terlihat bahwa mata lalat Drosophila normalmemiliki matayangberwarnamerah.
Namun ada beberapatipe mutan lalat Drosophila
yang telah diamati saat praktikum ini yaitu Drosophila tipe whiteeyes.
Lalat tipe ini mengalami mutasi pada kromosom 1 karena tidak memiliki pigmen
ptiridin dan omokrom. Selain itu, ada lalat tipe eboni yang mengalami muatasi
pada kromosom 3, dimana seluruh tubuhnya berwarna hitam legam.
Drosophila melanogaster merupakan hewan yang mengalami metamorfosa sempurna. Daur hidup lalat
buah dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik terjadi saat larva muda menetas dari telur. Saat
fase larva, larva tidak berhenti untuk terus makan. Periode kedua adalah
periode postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu larva, pupa dan
imago.
Isolasi betina virgin yang kelompok kami lakukan ternyata tidak
berhasil. Hal ini dikarenakan pupa yang diisolasi tidak menetas menjadi imago
atau lalat dewasa. Ini dimungkinkan pupayang
digunakan sebelumnya memang sudah mati atau karena mengalami kekurangan
nutrisi.
IV.
KESIMPULAN
1.
Pembuatan subkultur Drosophila dilakukan agar bisa
menghasilkan keturunan yang lebih banyak lagi dan sebagai peremajaan nutrisi.
2.
Morfologi Drosophila jantan yaitu ukuran tubuh lebih kecil, memiliki jumlah
abdomen yang lebih sedikit, memiliki sex comb, ujung abdomennya tumpul,
tubuhnya lebih kompak. Sedangkan Drosophila
betina ukuran tubuhnya lebih besar, memiliki ruas abdomen yang lebih banyak
, ujung abdomen runcing.
3.
Metamorfosis lalat Drosophila termasuk metamorfosis
sempurna.Daur hidup lalat Drosophila meliputi
fase-fase berikut yaitu telur, larva, pupa dan imago (lalat dewasa).
4.
Isolasi Drosophilabetina virgin dilakukan dengan memindahkan pupa ke dalam
sedotan plastik transparan yang telah diberi medium kultur dan kedua ujung
sedotan ditutup dengan busa. Isolasi ini dilakukan agar bisa menghasilkan Drosophila betina virgin yang sama
sekali belum pernah dibuahi oleh induk jantan.