ANATOMI KATAK
SAWAH
(Fejervarya cancrivora)
Oleh :
Nama : Cyninta Kirana
NIM : BIJ011025
Rombongan : IV
Kelompok : 3
Asisten :
Sumartika Yimastria
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amphibia berasal dari
kata “amphi” artinya rangkap dan “bios” artinya hidup. Jadi amphibia berarti
hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari kehidupan air menuju
kehidupan darat. Fase strukturnya
menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok chordata yang pertama kali keluar
dari kehidupan air. Hewan yang dapat hidup di dua habitat berbeda, pasti akan
menjumpai dua kelompok musuh, di air dan di darat. Waktu yang sama hewan ini
juga memiliki dua kesempatan untuk melarikan diri, air dan darat.
Cara
hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di perairan
dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Sama halnya dengan
jenis ikan, katak tidak mempunyai leher. Kulitnya lunak dan agak berlendir,
tidak mempunyai ekor karena dapat menghalang-halangi gerak meloncat.
Fungsi kulit pada katak
yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar dan sebagai alat pernafasan.
Proses terjadinya pernapasan melalui kulit yang dilengkapi dengan
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir agar permukaan kulit selalu basah.
Bentuk kelenjar kulit pada katak seperti piala, terdapat tepat di bawah epidermis
dan salurannya melalui epidermis yang bermuara
di permukaan kulit.
Klasifikasi Rana cancrivora menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
Katak
sawah (Fejervarya cancrivora) dipilih
untuk mewakili kelas amphibia karena mudah didapat. Fejervarya cancrivora dapat menunjukkan banyak persamaan dalam
bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi termasuk manusia. Susunan tubuh
mudah dipelajari, cara hidup sederhana, dan mudah dipelajari.
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan
Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat anatomi katak sawah (Fejervarya cancrivora).
II.
MATERI
DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting
bedah, dan jarum penusuk dan tissue.
Bahan yang digunakan
adalah katak sawah (Fejervarya
cancrivora), air kran, kloroform.
B.
Metode
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Katak yang
masih hidup dibius dengan larutan formalin atau eter.
2.
Katak dibunuh
dengan cara dilumpuhkan syaraf otaknya, yaitu dengan ditusuk bagian kepala.
3.
Katak yang
mati lemas diletakkan dengan bagian dorsalnya pada bak preparat.
4.
Pengguntingan
dimulai dari medio-posterior kearah anterior kemudian seluruh kulir ventral
dilepaskan.
5.
Bagian-bagian
tubuh katak diamati dan gambar yang ada diberi keterangan.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Gambar
1. Morfologi Luar Katak Sawah (Fejevarya
cancrivora)
Keterangan Gambar :
1.
Caput
2.
Truncus
3.
Crus
4.
Nares externa
5.
Cavum oris
6.
Membran nictitan
7.
Organon visus
8.
Palpebra superior
9.
Palpebra inferior
10.
Columella
11.
Annulus tympanicus
12.
Saccus vocalis
13.
Brachium
14.
Extrimitas anterior
15.
Digiti
16.
Carpus
17.
Antebrachium
18.
Extrimitas posterior
19.
Web
20.
Femur
Gambar 2. Anatomi Rongga Mulut
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)
Keterangan
Gambar :
1.
Choane
2.
Maxilla
3.
Tuba eustachius
4.
Mandibulla
5.
Lingua
Gambar
3. Anatomi Otot Extrimitas Posterior Katak Sawah ((Fejevarya cancrivora)
Keterangan
Gambar :
1.
Musculus gracillis minor 13. Crus
2.
Musculus trisep femuris
3.
Musculus sartorius
4.
Musculus adductor magnus
5.
Musculus gracillis mayor
6.
Femur
7.
Musculus gastronimeus
8.
Tulang patella
9.
Musculus tibialis anticus brevis
10. Tendon
achiles
11. Musculus
tibialis anticus longus
12. Musculus
tibialis posticus
Gambar
4. Anatomi Otot Ventral Katak Sawah
(Fejervarya cancrivora)
Keterangan
Gambar :
1. Musculus
submandibullaris
2. Musculus
subhyoideus
3. Musculus
pars episternalis
4. Musculus
pars scapularis
5. Musculus
pars sternlalis
6. Musculus
coracoradialis
7. Musculus
abdominalis
8. Musculus
obliqus internus
9. Musculus
obliqus externus
10. Musculus
abdominis
11. Linea
alba
12. Musculus
inscriptio tendinae
Gambar
5. Anatomi Sistem Pencernaan Katak Sawah (Fejervarya
cancrivora)
Keterangan
Gambar :
1. Hepar 14.
Cloaca
2. Ductus
hepaticus
3. Ductus
sisticus
4. Ductus
pancreaticus
5. Vesica
felea
6. Oesophagus
7. Gastrum
8. Pancreas
9. Ductus
choleodocus
10. Pylorus
11. Mesentrium
12. Intestine
13. Rectum
Gambar 6.
Anatomi Sistem Urogenitalia Katak Sawah Betina (Fejervarya cancrivora ♀ )
Keterangan
Gambar :
1. Osteum
tuba
2. Corpus
adipose
3. Ovarium
4. Ren
5. Tuba
falopii
6. Ureter
7. Vesica
urinaria
8. Cloaca
Gambar
7. Anatomi Sistem Urogenitalia Katak Sawah Jantan ♂ )
Keterangan
Gambar :
1. Corpus
adipose
2. Kelenjar
adrenal
3. Ren
4. Testis
5. Ureter
6. Vesica
urinaria
7. Cloaca
B.
Pembahasan
Hasil pengamatan anatomi
katak sawah (Fejervarya cancrivora)
didapatkan hasil bahwa tubuh katak tersusun atas caput (kepala), truncus
(badan), extrimitas anterior (kaki depan), extrimitas posterior (kaki
belakang). Katak mempunyai kulit yang berlendir. Kepala katak lebar dan pipih,
mempunyai lidah yang panjang, lubang hidung tertutup katup pada saat katak
menyelam di air.
Kepala katak sawah menyatu pada
badan, lubang hidung, dan mata terletak pada bagian atas kepala. Katak
mengalami metamorfosis dari insang dan paru-paru untuk bernapas di darat,
selain itu kulit juga digunakan untuk bernapas.
Katak yang sebagian besar hidup di air, oksigen diabsorbsi dengan
menggunakan pundi-pundi kulit. Modifikasi pada kulit meningkatkan area
permukaan respirasi (Halliday, 1994).
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) termasuk ordo Anura. Kepala dan tubuhnya bersatu, tidak mempunyai leher dan juga
tidak mempunyai ekor. Katak tidak mempunyai ekor, karena menghalang-halangi
gerak meloncat. Anggota gerak depan lebih pendek dan kecil dibandingkan yang
belakang. Jari-jarinya hanya ada empat buah. Jari-jari anggota belakang ada
lima buah. Anggota gerak bagian belakang ini jauh lebih besar dan panjang. Otot
pahanya besar dan kuat untuk meloncat. Selaput renang yang terdapat antara
jari-jari belakang digunakan untuk memudahkan berenang. Fertilisasinya
eksternal. Larva (berudu) dengan ekor dan sirip-sirip median. Metamorfosis
nyata dan mencolok (Mahardono,1980).
Menurut Radiopoetro
(1977), sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris),
faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan cloaca. Cavum oris
ialah lebar. Bangunan-bangunan yang berbeda di dalam cavum oris ialah dentes
dan lingua. Cavum oris bagian dasar, sebelah anterior berpangkal lingua dengan
ujung yang bebas di sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga nampak
bercabang dan oleh karena itu disebut difida. Lingua dapat dijulurkan keluar
dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam
mulut.
Sistem ekskresi pada
katak terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan papilla urogenitalis.
Sepasang ren yang memanjang, melekat pada dinding dorsal abdomen, kanan dan
kiri linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren, ia berjalan ke
caudal berakhir pada papilla urogenitalis yang bermuara pada cloaca. Sebuah tonjolan
keluar berupa kantung dua lobi berdinding tipis terdapat pada dinding cloaca
yang meluas ke dalam cavum abdominalis. Kantung ini berguna untuk menyimpan
urine dan ia disebut vesica urinaria (Radiopoetro, 1977).
Saluran reproduksi
betina pada katak, tiap oviduct merupakan suatu saluran sederhana berkelompok
yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke cloaca. Oviduct mempunyai
sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli disekitar telur, dan bagian bawah
melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduk tidak
mengalami spesifikasi. Karena katak kawin di dalam air, maka fertilisasi
terjadi di luar. Induk katak betina yang hamil namun tidak mendapatkan pejantan
yang bersedia mengawininya biasanya akan menyerap kembali telurnya (Susanto,
1994).
Fejervarya
cancrivora mempunyai dua pasang
extrimitas, yaitu extrimitas anterior dan extrimitas posterior. Susunan
musculusnya berhubungan dengan kompleks dari extrimitas posterior (Radiopoetro,
1977). Katak jantan dapat dikenali pada masa berkembang biak melalui extrimitas
posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama terdapat penebalan kulit
dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna untuk memegang hewan betina pada
waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990).
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) merupakan class
Amphibia dari ordo Anura yang bisa hidup di dua alam,darat dan air.
2.
Tubuh katak
terdiri atas caput, truncus, extrimitas anterior, extrimitas posterior.
3.
Sistem
pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut, faring, oesophagus, gastrum,
duodenum, intestine, colon dan cloaca.
4.
Sistem
ekskresi pada katak terdiri atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan papilla
urogenitalis.
5.
Sistem
genitalia pada katak terdiri atas sepasang ovarium dan oviduct.
DAFTAR REFERENSI
Halliday, et al. 1994. The
Encyclopedia of Reptiles and Amphibian. Andromeda Oxford, Inggris.
Jasin, M. 1989. Sistematik
Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Mahardono, A.
1980. Anatomi Katak. Penerbit PT Intermasa.
Radiopoetro,
1977. Zoologi Dasar . Erlangga, Jakarta.
Susanto, Heru.
1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yatim, W. 1990. Biologi
Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.