Selasa, 12 Juni 2012

anatomi nilem dan lele


ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)
DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)










Oleh :
                                    Nama              : Cyninta Kirana
                                    NIM                : B1J011025
                                    Rombongan   : IV
                                    Kelompok      : 3
                                    Asisten            : Sumartika Yimastria         





LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1








KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ikan merupakan organism akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri dari beberapa system organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Tubuhnya terdiri dari kepala, badan dan ekor. Ikan adalah suatu makhluk hidup yang hidup di air dan bernafas dengan mempergunakan insang-insangnya yang berada di bagian kanan dan kiri dari kepalanya. Ekosistem ikan ada dua, yaitu perairan tawar dan perairan laut. Ikan yang hidup di perairan laut lebih banyak mengeluarkan urine dibandingkan dengan ikan yang hidup di perairan tawar.
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) bertulang sejati dan tubuhnya ditutupi oleh sisik sebagai kerangka luar. Kulit ini mengandung lendir untuk melicinkan agar mudah bergerak di air. Tubuh ikan nilem dilengkapi dengan beberapa sirip dan terdapat gurat sisi untuk mengetahui perubahan tekanan air.
Klasifikasi ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Radiopoetro (1997) adalah sebagai berikut :
Phylum          : Chordata
Subpyhum     : Vertebrata
Classis            : Pisces
Subclassis      : Teleostei
Ordo              : Ostariophsy
Subordo         : Cyrinidae
Familia           : Osteochilus
Species           : Osteochilus hasselti
Ikan lele (Clarias batrachus) badannya tidak diselubungi dengan sisik melainkan licin pada permukaan tubuhnya dan sedikit berlendir. Kepala ikan lele (Clarias batrachus) berbentuk pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergigi, bagian badan membulat dan memipih kea rah ekor dan memiliki patil. Patil ikan lele merupakan senjata ampuh dan berbisa yang terdapat pada pectoral fin ikan lele.
Klasifikasi ikan lele yang dikemukakan oleh Radiopoetro (1997), digolongkan sebagai :
Phylum            : Chordata
Class                : Pisces
Subclass          : Teleostei
Ordo                : Ostariophsy
Subordo          : Siluroidae
Familia            : Claridae
Genus              : Clarias
Species            : Clarias batrachus
Ikan nilem (Osteochilus hasselti)  dan Ikan lele (Clarias batrachus)  digunakan dalam praktikum ini untuk mewakili spesies dari class pisces. Ikan nilem memiliki susunan morfologi dan anatomi yang sederhana. Selain itu ikan nilem memiliki organ yang jelas dna sederhana sehingga mempermudah praktikan melakukan pengamatan, baik organ dalam maupun organ luar.


B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan kali ini adalah untuk melihat anatomi ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan anatomi ikan lele (Clarias batrachus)



















II.   MATERI DAN METODE
A.       Materi
Alat- alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, jarum penusuk dan tissue.
Bahan yang digunakan adalah ikan nilem (Osteochilus hasselti), ikan lele (Clarias batrachus), air kran, kloroform.

B.        Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2.      Ikan digunting mulai dari cloaca sepanjang garis medioventral tubuh ke arah depan sampai dekat dengan sirip dada.
3.      Bagian belahan daging sebelah atas dibuka degan menggunakan pinset.
4.      Pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan kea rah anterior sampai ketutup insang (dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengenai organ-organ yang ada di dalamnya).
5.      Khusus pada ikan lele, pengguntingan atau pembedahan dilakukan dari rahang bawah sampai kebagian cloaca.




III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
















      Gambar 1. Morfologi Luar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Keterangan Gambar :
1.                  Caput ( Kepala)                                   8.     Linea lateralis                 
2.                  Truncus (Badan)                                 9.     Dorsal fin                       
3.                  Cauda (Ekor)                                      10.   Abdominal fin
4.                  Cavum oris (Mulut)                             11.   Anal fin
5.                  Nostril                                                 12.   Caudal  fin
6.                  Organon visus                                     13.   Pectoral fin 
7.                  Operculum                                          14. Porus urogenitalis












            Gambar 2. Anatomi Visceral in Situ Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar :
1.            Insang
2.            Cor
3.            Pronepros
4.            Hepatopankreas
5.            Vesica metatoria
6.            Nephros
7.            Intestine
8.            Porus urogenitalis
9.            Gonad

                                   











           Gambar 3. Penampang Melintang Otot Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar :
1.               Arteri caudalis             
2.               Vena caudalis
3.               Taju neural
4.               Lengkung neural
5.               Centrum vertebrae
6.               Lengkung haemal
7.               Taju haemal
8.               Myomere
9.               Myocomata













            Gambar 4. Penampang Melintang Insang Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar :
1.               Filamen insang
2.               Septum branchialis
3.               Arteri branchialis
4.               Arteri epibranchialis
5.               Lengkung insang
6.               Tapis insang















                   Gambar 5. Anatomi Rangka Ekor Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar :
1.            Taju neural
2.            Urostyle
3.            Centurm vertebrae
4.            Hyporalia
5.            Taju haemal















                       Gambar 6. Morfologi Luar Ikan Lele (Clarias batrachus)
Keterangan Gambar :
1.            Caput (Kepala)                                       9.     Operculum
2.            Truncus (Badan)                                                10.   Linea lateralis
3.            Cauda (Ekor)                                         11.   Dorsal fin
4.            Cavum oris                                             12.   Pectoral fin
5.            Nostril                                                    13.   Abdominal fin
6.            Organon visus                                        14.   Anal fin
7.            Barbel superior                                       15.   Porus urogenitalis
8.            Barbel inferior                                        16.   Caudal fin













         Gambar 7. Anatomi Insang Dan Arborescent Ikan Lele (Clarias batrachus)
Keterangan Gambar :
1.            Insang
2.            Arborescent




















                 Gambar 8. Anatomi Visceral in Situ Ikan Lele (Clarias batrachus)
Keterangan Gambar :
1.         Oesophagus
2.         Hepar
3.         Vesica felea
4.         Gastrum
5.         Pylorus
6.         Ren
7.         Intestine
8.         Porus urogenitalis
9.         Klasper

B.   Pembahasan
1.            Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
            Hasil pengamatan dari anatomi ikan nilem atau yang juga dikenal dengan Silver Shark Minnow mempunyai cirri morfologi diantaranya yaitu bentuk tubuh yang hampir sama dengan ikan mas. Bedanya kepala ikan nilem relatif lebih kecil dibandingkan ikan mas. Tubuh ikan nilem dapat dibagi menjadi caput (kepala), truncus (badan) dan cauda (ekor). Ketiganya tidak ada batas yang nyata. Pada sudut-sudut keras mulut ikan nilem terdapat dua pasang sungut peraba. Ikan nilem mempunyai organ-organ penyusun diantaranya yaitu vesica urinaria, nephros, pronephros, gonad, porus urogenitalis, cor, dan usus.
            Ikan nilem (Osteochilus hasselti) tergolong dalam keluarga crypnidae seperti ikan tawes dan ikan mas. Ikan nilem ini tersebar di beberapa wilayah yaitu Jawa, Sumatera, Malaysia dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dipelihara pada daerah dengan ketinggian berkisar antara 150 m dpl sampai pada ketinggian 800 m dpl. Ikan nilem mempunyai tubuh yang ditutupi dengan sisik yang berwarna hijau keabu-abuan, coklat atau hijau kehitam-hitaman ataupun merah. Pada kiri dan kanan badan terdapat linea lateralis atau gurat sisi yang memanjang ke belakang tutup insang sampai ke ekor. Gurat sisi ini berfungsi untuk mengetahui besar atau kecilnya arus dalam air. Kedua sudut mulut ikan nilem terpasang dua pasang kumis atau barbel. Mulut ikan nilem relatif lebar dan gigi yang berkerut-kerut sebagai tanda pemakan tumbuh-tumbuhan seperti ganggang penempel. Sisik ikan nilem berbentuk garis-garis melingkar dan garis-garis radier yang disebut cycloid. Tipe ikan nilem adalah homocerk yaitu terlihat simetri dorsoventral dari luar. Dilihat dari dalam tulang-tulang penyusunnya asimetris. Tipe homocerk terjadi bila columna vertebralis tidak berakhir persis diujung ekor, tapi agak membelok sedikit, tepi ujung membagi dua bagian yang sama (Jasin, 1989).
            Sirip adalah suatu pelurusan integument yang tipis dan disokong oleh jari-jari sirip. Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Fungsi dari sirip adalah untuk menjaga keseimbangan air dan juga untuk berenang. Ikan nilem sendiri mempunyai sirip yang berpasangan dan juga sirip yang tidak berpasangan. Sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin) adalah sirip yang tunggal, sedangkan sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) adalah sirip yang sepasang atau berjumlah dua  (Storer, 1957) .
            Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Organ-organ saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut :  hati, empedu, pankreasà lambung à esofagus àmulut/rongga mulut   ususà(pilorus dan pilorik saeka). Organ-organ tambahan nya adalah kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas. Serta organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang (Djuhanda, 1984) .
            Ikan nilem bernafas dengan insang. Insang ikan nilem terdiri atas lengkung insang, filamen insang, dan tapis insang. Hal itu sesuai dengan pernyataan Prawirohartono (2000). Pasangan rigi-rigi (tapis insang) berfungsi menyarin air untuk pernafasan tubuh pada lengkung insang. Lembaran insang (filamen insang) berwarna merah karena memiliki banyak pembuluh kapiler darah dari arteri insang. Melalui lembaran inilah pertukaran CO2 dan O2 berlangsung.
            Sistem reproduksi pada ikan nilem jantan dengan testis dan ikan nilem betina bereproduksi dengan ovarium. Ikan nilem jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ikan ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan tang berwarna putih susu dari lubang genitalianya. Sedangkan ikan nilem betina yang sudah matang telurnya mempunyai ciri-ciri perut yang relatif besar dan terasa lunak apabila diraba (Moment, 1967).
            Ikan nilem mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan naik turun dalam air. Ginjal berfungsi sebagai tempat untuk penyaringan urin. Ureter untuk menyalurkan urin dari ginjal ke vesica urinaria. Sistem ekskresi pada ikan nilem terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan berakhir pada porus urogentilais.
2.            Ikan lele (Clarias batrachus)
            Hasil pengamatan dalam praktikum anatomi ikan lele didapat bahwa pada bagian kepala ikan lele mempunyai baiang-bagian yaitu organon visus (mata), cavum oris, lekuk hidung dan empat pasang sungut atau barbels yang berfungsi sebagai indera peraba pada saat terdapat rangsangan dan pada saat mencari makanan. Kepala ikan lele berbentuk pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergigi, bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor dan memilik patil. Kepala ikan lele terdapat insang sebagai alat pernafasan tetapi berbeda dengan ikn nilem, ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yaitu organ arborescent yang berupa kulit tipis menyerupai spons. Dengan adanya alat pernafasan tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kondisi kadar oksigen rendah.
            Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir, mempunyai pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi trunchusnya. Ikan lele mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) disebut sirip berpasangan. Ikan lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
            Sistem pencernan pada ikan lele (Clarias batrachus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut ikan lele erat kaitannya dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada farin maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
            Sistem pernafasan pada ikan lele berupa insang dan alat pernafasan yaitu arborescent. Insang pafa ikan lele memiliki bagian-bagian dan mekanisme pernafasannya mirip dengan ikan nilem. Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar oksigen minim karena memiliki alat pernafasan tambahan ini ikan lele dapat bertahan hidup di luar air dalam beberapa jam jika keadaan udara disekitarnya lembab. Arborescent merupakan membran yang berlipat-lipat dan penuh dnegan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah ini terletak dibagian atas lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki bentuk yang mirip dengan bunga karang (Kriswantoro, 1986).
            Sistem reproduksi pada ikan lele jantan dan ikan lele betine berbeda. Ikan lele jantan terdapat sepasang testis dan pada bagian luar tampak klasper yang ebntuknya meruncing berwarna merah dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeuarkan pada saat waktunya untuk bereproduksi. Ikan lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan ikan lele jantan dan ikan lele betina yaitu pada ikan lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin ikan lele betina tampak membulat (Kriswantoro, 1986).









IV.             KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Ikan Nilem (Osteochilus hassleti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.         Bagian tubuh Ikan Nilem (Osteochilus hassleti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (trunchus) dan ekor (cauda).
2.         Tubuh ikan nilem diselimuti oleh sisik yang disebut cycloid, yang juga memiliki kelenjar yang dapat menghasilkan lender dan memudahkannya untuk berenang di air.
3.         Ikan nilem jantan pada organ gonad terlihat berwarna putih yaitu testis, sedangkan pada ikan nilem betina berwarna kuning seperti kumpuan butiran-butiran kecil yaitu ovarium.
4.         Sistem pernafasan pada ikan nilem terdiri dari insang dan vesica metatoria (gelembung renang), sedangkan pada ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut arborescent.
5.         Ikan nilem dan ikan lele memiliki gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui besar atau kecilnya arus yang ada dalam air.
6.         Sistem ekskresi pada ikan nilem dan ikan lele terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan porus urogenitalis.
7.         Sistem pencernaan pada ikan nilem dimulai dari oesophagus langsung menuju lambung yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu pars cardiaca yang lebar dan pyloric yang sempit dan bermuaran ke porus urogenitalis. Sedangkan system pencernaan pada ikan lele dimulai dari mulut, oesophagus, gastrum, intestinum dan bermuara ke porus urogenitalis.
8.         Sistem urogenitalia ikan lele jantan terdiri dari testis, vas deferens dan klasper. Sedangkan pada ikan lele betina terdiri dari ovarium, oviduct dan uterus.















DAFTAR REFERENSI
Djuanda,T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Americo, Bandung.
Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kriswantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta
Moment, G. B. 1967. General Zoology. Bentley Glass, Boston.
Prawirohartono, S. 2000. Sains Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta
Storer, T.I., Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw Hill, New York.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar